Senin, 04 April 2011

Kota Depok Peduli HIV/AIDS ^^

hmmmm,, denger kata HIV/AIDS mungkin udah ga asing lagi buat kita... tu penyakit emang ngeriin sih bwat gw.. gmane ga ngeri,, sampe sekarang.. setau gw sih nih belom ada obat buat nyembuhin tu penyakit,, yang ada tu cuma buat cegah tu penyakit... nahhh,, u know it means, guys?? tu penyakit bisa bikin kita stres gara2 ngitungin  musti berapa lama lagi kita hidup...agak ekstrim sih...ckckckck... kebayang ga sih lo klo kena tu penyakit.. astagfirullah.. no comment... -,-"
nah dari sini kita tuh bisa tw klo kota Depok itu salah satu kota yang peduli tentang HIV/AIDS...klo maw tw lebih lengkapnya,, kalian liat aja nih artikel dibawah ini.. disitu kalian bakal liat informasi2 tentang HIV/AIDS, fase2 HIV/AIDS, penularannya, penyebabnya, upaya penanggulangannya, dll..
sooo, just read it guys... check this out ... ^^d



Dari hari ke hari, tahun demi tahun kasus HIV/Aids di Indonesia semakin meningkat. Dari situasi epidemi HIV/Aids di Jawa Barat populasi beresiko penularannya cukup tinggi pada kelompok pengguna narkotika suntik (penasun) yakni sebesar 24.710 orang dari estimasi populasi resiko tinggi tertular HIV yang berjumlah 793.220 orang. Dari jumlah populasi tersebut, 12.740 orang berasal dari Kota Depok.
Hal itu disampaikan dr Ani Rubiani Mkes, Kabid Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P-PL) Dinkes Depok, di ruang kerjanya baru-baru ini. Selanjutnya dikatakan, berdasarkan hasil laporan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat diambil dari beberapa layanan klinik di Jawa Barat, mulai tahun 2000 sampai bulan September 2010 terdapat 3714 kasus Aids dari jumlah itu 663 orang meninggal dunia.
“ Data tersebut sebenarnya merupakan fenomena dari puncak gunung es, mungkin angka yang sesusungguhnya diperkirakan 10 kali lebih besar daripada yang dilaporkan” ujarnya.
Ani menyebutkan, berdasarkan distribusi penemuan kasus HIV/Aids di Depok dari tahun 2000-2009 terdapat 88 orang penderita terdiri dari umur 20-29 tahun atau usia produktif. Sedangkan, distribusi kasus HIV/Aids berdasarkan faktor resiko penularan dari tahun 2000-2009 terdapat 124 kasus penularan dari pengguna narkoba jarum suntik atau sekitar 72%.
Upaya Penanggulangan di Depok
Peningkatan angka kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun membuat masalah epidemic telah pula menjadi masalah kesehatan dan sosial di Kota Depok. Pemkot dan jajarannya berupaya keras untuk dapat menanggulangi, karena kalau dibiarkan masalah tersebut akan mengancam kelangsungan generasi muda Depok dan bangsa di masa mendatang.
Upaya itu, kata Ani, diantaranya adalah dengan program “Harm Reduction”, sosialisasi, penyuluhan, konseling bagi penderita serta Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Sukmajaya.
Harm Reduction atau pengurangan dampak buruk pada pengguna jarum suntik, yaitu dengan mensuplay jarum suntik yang steril kepada pengguna narkoba yang terdata. Untuk program ini telah ditunjuk dua puskesmas yakni puskemas Kemirimuka dan puskesmas Sukmajaya untuk melayaninya” ujarnya.
Dengan selalu mengawasi dan mengontrol jarum suntik, Ani berharap dapat mencegah penyebaran HIV/AIDS melalui pemakaian jarum suntik.
Terlebih, setelah Klinik PTRM di Sukmajaya sudah diresmikan, diharapkan bisa dapat terus memberikan terapi bagi pecandu narkoba jarum suntik dan mencegah HIV/AIDS.
“Rumatan metadon pada dasarnya mengubah perilaku penggunaan dari jarum suntik menjadi diminum dengan dosis yang diturunkan secara bertahap. Jadi bentuknya Metadon adalah cair, dan diminumkan bersama-sama sirup” ungkapnya.
Selain itu, penyuluhan dan konseling akan selalu digelar oleh Dinas Kesehatan melalui kader-kader siaga yang telah tersebar di seluruh kecamatan Depok.
HIV/AIDS
Secara umum, Ani menjelaskan HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah, air mani atau cairan vagina dan air susu ibu (ASI). Virus ini menyerang system kekebalan tubuh manusia yang akan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan segala penyakit yang datang.
Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficincy Syndrome) jelas Ani, adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.
Menurutnya, tentang penularan HIV adalah Pertama melalui hubungan seksual yang tidak terlindung dengan orang yang telah terinfeksi HIV. Kedua jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian. Ketiga mendapatkan transfusi darah yang mengandung HIV. Keempat Ibu HIV positif ke bayinya; waktu dalam kandungan, ketika melahirkan atau melalui ASI.
“HIV tidak menular melalui sentuhan, salaman, penggunaan peralatan makan bersama, kolam renang, gigitan nyamuk, tinggal serumah atau duduk bersama” ujarnya.
Lebih lanjut, Ani menjelaskan, perjalanan penyakit HIV/AIDS ada empat fase, yang terdiri dari :
Fase pertama, fase dimana tubuh terinfeksi HIV, gejala dan tanda belum tampak jelas, kadang kala timbul dalam bentuk influenza. Fase kedua, berlangsung 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Hasil tes darah terhadap HIV sudah positif, tetapi belum menunjukkan gejala-gejala sakit. Faseketiga, mulai muncul gejala-gejala penyakit terkait HIV seperti keringat dingin berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu tidak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang, berat badan terus menurun, yaitu 10% dari berat badan awal dalam waktu 1 bulan.
Pada fase keempat, kekebalan tubuh berkurang dan timbul penyakit tertentu yang di sebut dengan infeksi oportunistik seperti, kanker kulit yang disebut sarcoma Kaposi, Infeksi paru-paru (TBC), infeksi usus yang menyebabkan diare terus-menerus, infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala dan sariawan, penurunan berat badan lebih dari 10%.
“Fase ketiga dan keempat itulah yang sering disebut fase penyakit AIDS” kata Ani
Akhirnya, Ani berharap agar pencegahan yang efektif terhadap penyebaran HIV/AIDS bukan hanya menjadi tugas Dinkes saja, melainkan seluruh elemen masyarakat harus ikut peduli dan secara bersama-sama untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Karenap peran kita semua menentukan masa depan generasi bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar