Jumat, 06 Mei 2011

Kolesterol dan Diabetes?



Kata Kolesterol sudah sering kita dengar sehari-hari. Kata Kolesterol sangat melekat dengan hal-hal seputar makanan lezat, berat badan yang berlebihan, usia, dan lain sebagainya. Kolesterol cenderung dikenal sebagai sesuatu yang negatif dan harus kita hindari.

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel.
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai ‘pembawa ‘ (carrier) kolesterol dalam darah.
Apakah kolesterol berbahaya?

Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)

Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.

Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)

Kolesterol ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang.
HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses Aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).

Trigliserida

Selain LDL dan HDL, yang penting untuk diketahui juga adalah Trigliserida, yaitu satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, konsumsi alkohol, gula, dan makanan berlemak.
Tingginya kadar trigliserida (TG) dapat dikontrol dengan diet rendah karbohidrat.

Kolesterol dan Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

Diabetes Mellitus atau Kencing Manis adalah keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas normal. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh.
Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena bentuknya lebih padat dan ukurannya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga sangat mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (Aterogenik).
Sehingga pada penderita Diabetes Mellitus kematian utama disebabkan oleh penyakit kardioserebrovaskular. Pasien Diabetes Mellitus sangat penting untuk menekan kolesterol khususnya LDL hingga <100mg/dL. Hal ini disebabkan karena Diabetes Mellitus adalah kondisi yang dianggap sama dengan orang yang terkena penyakit jantung koroner. Bahkan pada pasien Diabetes Mellitus yang sudah terkena penyakit jantung koroner, target LDL-nya lebih rendah lagi yakni <70 mg/dL.
Kadar gula darah yang tinggi dan berlangsung lama akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.

Mengendalikan Kolesterol

Kolesterol yang tinggi (hiperkolesterolemia) memang tidak terlihat dan seringkali tidak bergejala, kecuali dengan melakukan Check Up (periksa darah) secara berkala paling tidak 6 bulan sekali setelah berkonsultasi kesehatan dengan dokter.
Namun demikian kolesterol harus tetap dikontrol dengan memiliki gaya hidup yang sehat seperti:
  • diet rendah lemak
  • berhenti merokok
  • berat badan yang seimbang
  • olah raga teratur
Jika segala upaya yang telah dilakukan tetap tidak mencapai target LDL yang dianjurkan, maka obat dapat dijadikan sebagai alternatif lain.
Pemeriksaan Berkala
Untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darah, sebaiknya pemeriksaan dilaboratorium dilakukan secara berkala, paling tidak setiap 6 bulan. Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah, dapat dilakukan dengan melakukan tes di laboratorium setelah puasa +/- 10 jam (ada yang tidak perlu puasa[LDL direct & HDL] dan ada yang perlu puasa [TG & Kolesterol]).
Adapun nilai normal laboratorium untuk kolesterol adalah sebagai berikut:
Kolesterol LDL
Nilai normal kolesterol LDL bergantung kepada jumlah faktor risiko seseorang yang terhadap PJK. Semakin banyak jumlah faktor risikonya, maka semakin rendah kolesterol LDL yang harus diturunkan.
- Jika jumlah faktor risiko PJK 0-1, maka target kolesterol LDL < 160 mg/dl – Jika jumlah faktor risiko PJK >2, maka target kolesterol LDL < 130 mg/dl
- Jika seseorang ada riwayat PJK ataupun Diabetes, maka target kolesterol LDL < 100 mg/dl Kolesterol HDL : > 40 mg/dl
Trigliserida : < 150 mg/dl
Kolesterol Total : < 200 mg/dl

Makanan dan Kandungan Kolesterolnya

Masih tentang kolesterol. Kolesterol tinggi biasanya ditandai dengan tangan / kaki yang mudah kesemutan, tengkuk kepala terasa tegang, dan sakit kepala di daerah belakang. Sebagaimana halnya diabetes, kolesterol juga bisa dikendalikan dengan pola makan sehat dan seimbang, serta olahraga yang cukup.
Kolesterol sendiri sebenarnya diperlukan oleh tubuh, dibuat oleh hati dan penting untuk banyak proses, termasuk produksi hormon seks dan vitamin D, serta untuk fungsi otak dan saraf. Dr. John Gullota, Ketua AMA Therapeutics Committee seperti dikutip Good Health & Medicine mengatakan bahwa sekitar 75% dari kolesterol dihasilkan oleh tubuh dan 25% sisanya diperoleh dari makanan.

Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut 25-40 persen atau sekitar 200-300 miligram berasal dari makanan dan selebihnya disintesis oleh tubuh.

Kolesterol yang diperoleh dari asupan makanan sering disebut lemak esensial, sebab tidak diproduksi oleh tubuh. Yang diproduksi oleh tubuh kita adalah lemak non esensial. Kolesterol yang di produksi oleh tubuh kemudian beradaptasi dengan kolesterol yang kita serap dari makanan. Pola makan tinggi kolesterol akan membuat tubuh cenderung menurunkan produksi kolesterolnya. Sistem keseimbangan yang kompleks ini sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dipahami. Meskipun begitu tetap diperlukan kehati-hatian dalam mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi.
Berikut ini daftar jenis makanan dan kandungan kolesterol untuk jadi pedoman dalam mengendalikan kolesterol. Jenis makanan ini dikategorikan dari tingkat Sehat atau boleh dikonsumsi, Sekal-sekali: boleh dikonsumsi tapi jumlahnya perlu dibatasi, Hati-hati: lebih baik tidak dikonsumsi, kalaupun terpaksa jumlahnya sangat dibatasi dan jangan terlalu sering, Berbahaya: kategori yang sebaiknya sudah harus ditinggalkan dan kategori Pantang: sama sekali jangan dikonsumsi.
No.
Nama Makanan
Kandungan
Kolesterol ( Mg/ 10 gr )
SEHAT
1
Putih Telor Ayam
0
2
Teripang ( Haisom )
0
3
Ubur-Ubur
0
4
Susu Sapi “Non Fat”
0
5
Daging Ayam “Tanpa Kulit”
50
6
Daging Bebek “Tanpa Kulit”
50
7
Ikan Sungai Biasa
55
8
Daging Sapi “Tanpa Lemak”
60
9
Daging Kelinci
65
10
Daging Kambing “Tanpa Lemak”
70
11
Ikan Ekor Kuning
85
SEKALI-SEKALI
12
Daging Asap ( Ham )
98
13
Iga Sapi
100
14
Daging Sapi
105
15
Burung Dara
110
16
Ikan Bawal
120
17
Daging Sapi “Berlemak”
125
HATI-HATI !
18
Gajih Sapi
130
19
Gajih Kambing
130
20
Keju
140
21
Sosis Daging
150
22
Kepiting
150
23
Udang
160
24
Kerang / Siput
160
BERBAHAYA !!
25
Belut
185
26
Santan Kelapa
185
27
Susu Sapi
250
28
Susu Sapi Cream
280
29
Coklat / Cacao
290
30
Mentega / Margarin
300
31
Jeroan Sapi
380
32
Kerang Putih / Remis / Tiram
450
33
Telor Ayam
500
34
Jeroan Kambing
610
PANTANG !!!
35
Cumi-Cumi
1170
36
Kuning Telor Ayam
2000
37
Otak Sapi
2300
38
Telur Burung Puyuh
3640
Keterangan :
* Kolesterol Normal dalam darah : 160 ~ 200 Mg
* Kolesterol Tinggi akan mengakibatkan penyakit mendadak seperti : Darah Tinggi, Jantung, Stroke, Kematian

9 Mitos dan Fakta Seputar Kolesterol


MITOS #1:
Pada orang berkadar kolesterol tinggi jika berolahraga, diet dan dalam keadaan fit, berarti kolesterol pasti baik
FAKTA:
Selain olahraga dan diet ada hal lain yang mempengaruhi kadar kolesterol, seperti berat badan, merokok, riwayat keluarga, umur, dan jenis kelamin. Agar kadar kolesterol tetap terkontrol dibutuhkan pola hidup sehat (diet dan olahraga), serta kepatuhan minum obat, dll.

MITOS #2:
Kadar kolesterol yang tinggi dan penyakit kardioserebrovaskular hanya masalah pria.

FAKTA:
TIDAK BENAR. Walaupun di masa sebelum menopause wanita memproduksi estrogen yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, namun perlu dilihat juga faktor lain seperti hiperkolesterol, hipertensi, diabetes, faktor keturunan, dll. Di seluruh dunia, sekitar 8,5 juta wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung.
MITOS #3:
Makan daging kambing akan menyebabkan hiperkolesterol dan tekanan darah tinggi.
FAKTA:
TIDAK BENAR. Tidak ada bukti bahwa daging kambing mempunyai kandungan lemak (terutama lemak jenuh) yang lebih tinggi dibanding dengan jenis daging merah lainnya.
MITOS #4:
Kadar kolesterol tinggi tidak berbahaya, karena tidak menimbulkan gejala.
FAKTA:
Walaupun tidak bergejala, kolesterol tinggi berbahaya karena dapat merubah dinding pembuluh darah dan memicu penyakit jantung koroner. Sekitar 40% kematian mendadak akibat serangan jantung disebabkan karena tingginya kadar kolesterol. Untuk itu kadar kolesterol anda harus dikontrol dengan baik.
MITOS #5:
Tidak perlu konsumsi obat anti kolesterol lagi setelah kadar kolesterol kita normal.
FAKTA:
BELUM TENTU. Karena 80% kolesterol darah dihasilkan oleh tubuh sendiri. Sehingga jika metabolisme seseorang sudah memburuk, dibutuhkan penggunaan obat jangka panjang (terus menerus) selain modifikasi pola hidup dengan diet dan olah raga.
MITOS #6:
Orang gemuk memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari orang kurus.
FAKTA:
BELUM TENTU. Karena kadar kolesterol dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk: apa yang anda makan, seberapa cepat tubuh anda memproduksi dan membuang kolesterol LDL yang jahat, tingkat kesehatan dan kebiasaan makan.
MITOS #7:
Kadar kolesterol yang tinggi hanya pada orang tua saja yang proses metabolismenya sudah menurun.
FAKTA:
Kolesterol tinggi tidak hanya diderita oleh orang tua saja, bahkan usia anak-anak atau remaja pun bisa menderita hiperkolesterolemia. Pembentukan kerak/plak pada dinding pembuluh darah pernah dijumpai pada usia anak-anak, dan kejadiannya meningkat seiring dengan pertambahan usia.
MITOS #8:
Cukup dengan menghindari daging, santan, jeroan, dan keju dalam makanan, maka kadar kolesterol pasti normal.
FAKTA:
BELUM TENTU. Karena 80% dari kolesterol darah dihasilkan dari dalam tubuh kita sendiri (endogen). Bila metabolisme tubuh sudah memburuk, maka dibutuhkan obat untuk mengendalikan kadar kolesterol secara terus menerus (jangka panjang). Selain itu dibutuhkan pula modifikasi gaya hidup melalui diet dan olahraga.
MITOS #9:
Tidak perlu risau jika dokter tidak komentar tentang kadar kolesterol kita.
FAKTA:
Karena tidak menimbulkan gejala, pemeriksaan kolesterol sering tidak dilakukan. Kesehatan anda adalah tanggung jawab anda sendiri. Pastikan anda secara rutin memeriksa kadar kolesterol anda termasuk kolesterol LDL (jahat), kolesterol HDL (baik), dan trigliserida. Untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darah, sebaiknya pemeriksaan di laboratorium dilakukan secara berkala minimal setiap 6 bulan sekali.




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar